Chairil Anwar, lahir di Medan 26 Juli 1922, wafat 29 April 1949 di Jakarta. Berpendidikan MULO (tidak tamat). Kumpulan sajaknya: Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949) serta Tiga Menguak Takdir (bersama Rivai Apin dan Asrul Sani, 1950).
Sajak-sajak Chairil Anwar
NISAN
untuk neneknda
Bukan kematian benar menusuk kalbuKeridlaanmu menerima segala tibaTak kutahu setinggi itu atas debudan duka maha tuan bertakhta.
Oktober 1942
TAK SEPADAN
Aku kira:Beginilah nanti jadinyaKau kawin, beranak dan berbahagiaSedang aku mengembara serupa Ahasveros.
Dikutuk-sumpahi ErosAku merangkaki dinding butaTak satu juga pintu terbuka.
Jadi baik juga kita padamiUnggunan api iniKarena kau tidak 'kan apa-apaAku terpanggang tinggal rangka.
Februari 1943
SENDIRI
Hidupnya tambah sepi, tambah hampaMalam apa lagiIa memekik ngeriDicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segalaYang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat jugaDalam ketakukan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!
Februari 1943
RUMAHKU
Rumahku dari unggun-timbun sajakKaca jernih dari luar segala nampak
Kulari dari gedong lebar halamanAku tersesat tak dapat jalan
Kemah kudirikan ketika senjakalaDi pagi terbang entah ke mana
Rumahku dari unggun-timbun sajakDi sini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi, tapi datangnya datangAku tidak lagi meraih petangBiar berleleran kata manis maduJika menagih yang satu.
27 April 1943
DI MESJID
Kuseru saja DiaSehingga datang juga
Kami pun bermuka-muka.
Seterusnya Ia menyala-nyala dalam dada.Segala daya memadamkannya
Bersimbah peluh diri yang tidak bisa diperkuda
Ini ruangGelanggang kami berperang
Binasa-membinasaSatu menista lain gila.
Kamis, 07 Januari 2010
Chairil anwar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar