Laut juga seperti jalan raya kita, ada yang kadang mulus, lisik macam jalan tol baru naik tarif, terkadang bopeng dan terluka macam terkena puluhan bom bunuh diri. Maka laut kadang manis, lembut menggemaskan tetapi kalau sudah “napsu banget” - kita bisa diombang-ambingkan kekiri ke kanan dengan sedikit kasar.Sekarang anda membayangkan mengebir dengan bor tangan, tetapi sebentar-sebentar tangan anda ada yang mengangkat, sebentar ada yang menarik. Maka hal yang sama berlaku di pengeboran, kadang kapal terangkat 5 meter sehingga mata bor yang sudah menyentuh dasar sumur, kembali “disconnect”Lalu diciptakan alat semacam sokbeker motor yang kita kenal sebagai “slip joint.” Alat ini dipasang di daerah “moonpool” yaitu semacam ruang terbuka yang terdapat di lambung kapal. Dari sini dengan mudah dapat dilihat berapa tinggi gelombang (dari kering dan basahnya pipa yang mirip teleskop tersebut.)Layaknya sokbeker motor, sejalan dengan usia beberapa “seal’ juga bisa bocor, apalagi kalau cuaca sedang buruk. Repotnya kalau sok beker kapal pengeboran yang bocor, maka lumpur pengeboran bisa tercecer ke laut sehingga memunculkan isu pencemaran. Untuk itulah, slip joint diperlakukan dan dirawat dengan khusus. Bocor sedikit saja tidak bisa langsung “dijeksi” macam kerjaan Bang Iwan sepesial suntik sokbeker langganan saya di Asem Reges melainkan harus dibawa ke Houston.
http://bp0.blogger.com/_FVc8GqIfDRo/SFCUeIiWqWI/AAAAAAAAAJc/oG5X6Zt7hoM/s1600-h/sokbeker-rig-pengeboran.jpg
Kamis, 21 Januari 2010
Sokbeker rig
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar